Welcome To The Real Life
Hallo, apa
kabar? semoga baik baik saja yaa.. alhamdulillah gelar sarjana sudah gw
dapatkan, tepatnya sarjana ekonomi. Gw
sangat bersyukur dan berterima kasih pada Allah SWT karena atas Ridha Nya gw
dapat menyelesaikan pendidikan. Tidak lupa juga pada orang tua yang telah rela
berkorban biaya, waktu, dan segalanya untuk gw, juga pada semua pihak yang
telah membantu gw dalam pendidikan. Saat ini gw belum bisa membalas, hanya kata
terima kasih yang dapat terucap. Semoga nanti dikemudian hari gw dapat membalas
semua kebaikan pihak yang telah berjasa dalam hidup gw.
Oke, back to the topic. Kali ini gw ingin
menuliskan kisah hidup gw setelah lulus dari bangku perkuliahan. Gw sidang sarjana tanggal 13 September 2016,
lalu wisuda tanggal 23 Oktober 2016. Nah inilah saat yang paling menguji
kesabaran. Saat dimana berganti status dari mahasiswa ke pengangguran. Salah
sedikit kita bisa stress karena masa pengangguran itu. Setelah lulus momen yang
gw tunggu adalah saat mendapatkan ijazah, kenapa? Karena ijazah adalah modal
awal untuk mendapatkan pekerjaan. Gw dapat ijazah sekitar bulan November.
Modal awal
seorang pencari kerja adalah daftar riwayat hidup/curriculum vitae (CV), pastinya surat lamaran, fotokopi kartu tanda
penduduk, fotokopi ijazah yang dilegalisir, fotokopi nilai Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) yang telah dilegalisir, foto terbaru yang berwarna ukuran 4x6
(waktu itu sih latarnya biru karena gw kelahiran tahun genap), dan kadang yang
terlupa oleh para pencari kerja adalah surat keterangan kelakuan baik
kepolisian (SKCK), memang sudah jarang sih perusahaan yang mengharuskan
melampirkan SKCK, tapi untuk jaga-jaga tidak ada salahnya toh? Gak ketinggalan
juga nomor pokok wajib pajak (NPWP). Loh kok NPWP? Kan belum berpenghasilan
(belom kerja) emangnya bisa bisa bikin itu? Wuuus tenang, walaupun kita belum
berpenghasilan, kita tetap bisa bikin NPWP.
Caranya
gimana? Susah gak? Ribet gak? Gak susah sih, asal kita emang niat mau bikin dan
persyaratannya dibawa. Oh iya kantor pajak yang dituju adalah kantor pejak
sesuai dimisilikita yaa. Yang harus dibawa adalah “Cuma fotokopi kartu tanda
penduduk (KTP)”, yup hanya itu saja, setelah kita menyerahkan fotokopi KTP,
kita mengisi formulir pendaftaran, disitu kita isi tentang biodata pribadi dan
jika belum berkerja maka kolom pekerjaan dikosongkan saja. Setelah mengisi
formulir, selanjutnya kita mendapatkan nomor antrian untuk dilayani diloket
pembuatan NPWP. Dan setelah biodata kita diinput ke dalam sistem oleh petugas
yang diloket tadi, maka jadilah NPWP. Waktu yang gw butuhkan untuk membuat NPWP
adalah 1 jam (dari mulai isi biodata sampai kartu NPWP jadi) itu bikinnya bulan
Desember (kantor pajak lagi sepi-sepinya).
Setelah
semua amunisi terisi, tindak selanjutnya adalah mencari lowongan pekerjaan.
Mulai dari lowongan secara online, di tiga situs yang berbeda sudah gw kunjungi
dan gw membuat akun sebagai pencari kerja di ketiga situs tersebut. Cara yang
kedua dengan mengirim lamaran via e-mail, yang ketiga dengan datang ke job
fair, dan yang terakhir dengan datang
langsung membawa lamaran lengkap (amunisi). Datang langsung ke perusahaan?
Kuno? Iya memang, tapi dampaknya langsung terasa, kenapa? Karena kita tahu
dengan pasti lamaran yang kita sampaikan diterima atau tidak.
Oke, mari
kita bahas satu persatu cara melamar pekerjaan yang telah gw sebutkan diatas.
Semakin lama semakin bergantung dengan teknologi. Mungkin kalimat yang gw tulis
sebelumnya benar, namun kenyataannya untuk melamar pekerjaan cara ini terbilang
gambling, kenapa? Karena belum tentu
perusahaan yang kita lamar membuka situs online tersebut. Buktinya saat gw
melamar pekerjaan, sudah 50 lebih perusahaan gw lamar via sebuah situs online
tetapi hanya ada satu perusahaan saja yang baru mengabari gw dan mengundang gw
untuk mengikuti wawancara.
Kedua,
melamar pekerjaan dengan mengirim email ke perusahaan. Cara ini juga menurut gw
tidak efektif, kenapa? Karena orang yang melamar pekerjaan bukan hanya kita,
mungkin saja email kita terselip diantara ribuan email para pekerja lainnya.
Belum lagi bila ternyata email yang kita kirimkan ternyata pending, gw pernah
mengalaminya. Jadi, deadline pengumpulan tanggal 10 jam 23.59, nah gw kirim
email tanggal 10 juga pada jam 10.00, awalnya gw sudah tenang karena gw
mengirim sebelum deadline. Tetapi saat gw mengecek email, ternyata email yang gw
kirim jam 10.00 itu tidak masuk dan dikirim kembali satu hari setelahnya, yang
berarti email gw akan sampai pada tanggal 11. Pasti saja gw sudah tidak lolos
tahap awal.
Selain
email yang pending, sedihnya mengirim lamaran via email adalah tidak ada respon
dari perusahaan yang kita lamar. Sebenarnya meraka niat enggak sih untuk buka
lowongan? Aduh maaf yah jadi marah-marah ga jelas. Ya bayangin aja kaya nunggu
sesuatu yang belum pasti. Hmm kaya apa yaaa? Kaya nunggu kepastian gebetan.
Gemes gak? Hahahahhha.. candaaa. Kecuali ada seseorang yang dekat dengan kita
memberikan informasi lowongan kerja, baru deh kita kirim lamaran via email.
Ketiga
adalah datang ke job fair. Yup gw pernah sekali dateng ke job fair, di daerah Gatot
Subroto. Yang ngadain adalah situs online lowongan kerja yang gw ikutin. Disana
gw sebar cv dan amunisi lainnya. karena itu pertama kalinya gw ke job fair,
sebelumnya gw searching dulu di
internet tentang apa aja yang mesti dibawa ke job fair dan alhasil gw bawa
aplikasi lengkap versi hardcopy
(print out) dan softcopy. Gw nyiapin
20 aplikasi lamaran lengkap versi hardcopy
dan membawa flashdisk dengan lamaran
lengkap yang udah gw scan dan di ubah
ke dalam format pdf. Di job fair gw masukin lamaran sebanyak-banyaknya, tapi
sebelum masukin lamaran gw liat perusahaannya dulu. Harus yang meyakinkan dan
gak jauh dari rumah. Respon dari job fair ini terbilang lama. Kenapa? Karena
sudah 1 bulan setelah job fair baru ada panggilan tes kerja. Waktu itu gw dapet
panggilan tes di daerah SCBD di perusahaan rokok yang terkenal. Kalian tau lah
yaaa. Itu adalah panggilan tes kerja pertama gw.
Yang terakhir
adalah dengan datang langsung ke perusahaan. Ini adalah cara dimana gw dapet
kerjaan ditempat gw nulis cerita ini sekarang (19/1/2017). Dengan modal
broadcast messege dari teman tentang lowongan pekerjaan di lingkungan Instansi
Pemerintah. Setelah liat broadcast itu, persyaratan yang tercantum sudah ada
semua. Dan disitu dibilang kalau kirim lamarannya harus datang langsung ke
tempat yang dituju. Dengan modal nekat dan penasaran, hari jumat tanggal 2
desember 2016 (aksi damai) gw berangkat ke tempat tersebut. Diiringi hujan dan
kebingungan akses ke tempat yang dituju. Dengan memanfaatkan teknologi yang
ada, akhirnya gw putusin buat naik kereta dari stasiun Depok Baru dan turun di
stasiun Kalibata. Setelah itu karena belum tau transportasi umum ke tempat itu,
akhirnya gw pesen ojek online. Alhamdulilah gw sampe juga di tempat itu (daerah
Blok M). Langusng aja gw ketempat pendaftaran dan gak sampai 5 menit lamaran gw
udah diterima dan gw dapat bukti terima pendaftaran. Iya Cuma 5 menit untuk
memperpanjang harapan dapat pekerjaan.
Alhamdulilah
cara yang terakhir ini bisa bawa gw sampe ke tempat ini. Dengan melalui
berbagai macam tes, dari tes administrasi, tes tertulis dan praktek, dan
terakhir tes wawancara. Setelah tes wawancara, hasil seleksi pun keluar dan
orang yang diterima akan dihubungi via telepon. Waktu itu sudah di penghujung
tahun 2016. Terdengar kabar kalau teman-teman yang gw kenal saat tes sudah
dapat telepon dari tempat kerjaan. Perasan putus asa pun muncul dan memutuskan
untuk mencari pekerjaan lagi setelah liburan tahun baru. Tapi Allah berkehendak
lain. Tanggal 29 Desember 2016 gw ditelepon sama orang dari kantor dan
menyatakan kalau gw lulus seleksi dan diterima bekerja. Gw diminta datang
tanggal 30 Desember 2016 dengan pakaian hitam putih khas pegawai pemerintahan
jaman Presiden Joko Widodo. Gak disangka gw lulus dan bodohnya pas ditelepon gw
tanya sama yang nelepon “ibu ini beneran? Serius bu saya lolos?” ibunya hanya
jawab “iya, serius mba, selamat ya” dengan agak tertawa kecil.
Setelah
mendapat telepon itu gw langsung peluk mama dan bilang ke mama kalau gw lolos
seleksi di kantor itu. Alhamdulilah hanya puji syukur yang dapat terucap.
Sekarang sudah hampir 3 minggu gw kerja. Alhadulilah lingkungan kerja
mendukung, senior, dan atasan baik-baik semua. Mudah-mudahan gw betah ya kerja
disini dan dapat meniti karir menuju jenjang yang lebih tinggi lagi. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar